Rabu, 14 Januari 2015

cewek anak siapa tuh,,,

ah..
siapa sih wanita itu. bikin gak tahan lihatnya. apa lagi dzikir yah di sana.
wong tadi saya liagt habs solat..
kok lama banget,,
tak clingk-clinguk kawit mau gak lungo-lungo..a
ben lah..
paling sapa. eh,, taktulis malah tak clingak gak ono,,
welwh-welwh..sayang..
anake sapa yah ayu tenan he,,,

beginilah naluri ku!
naluri seorang leleki yang kayaknya bisa di bilang ngumbar nafsu deh,,
tapi entah seh,,

setiap kali saya melihat wanita yang cantik, raph, terlhat solehah, kalem, cerdas kok lkayak jadi pengn ngebet nikah yah,,
kapan seh aku bisa ngambil keputusan menikah..

Astagfirulloh..
wong kuliah ajha juga belu becus_tugas amburadul..

iyayah..!

hedew...!


Fobia ulat _ujian terakhir

Ujian terakhir..
uh,,,
presentasi studi kasus fobia.
tau gakl sih kalian itu fobia.? Fobia asalah rasa taku terhadap sesuatu secara berlebihan. seperti takut ulat, takut darah, takut ketinggian, takut cewek ada juga loh...haha
nanti saya mau presentasi tentang phobia ulat. si Subjek itu sangat takut terhadap ulat. setiap kali ia selalu berhalusinasi dengan yang namanya ulat.
yang begitulah gangguan jiwa. gak masuk akal. asalkan jangan anunya sendiri di anggap ulat.
heheh lucu.. begitu pertanyaan yang di lontarkan temen saya pas saya lagi belajar presentas tentang fobia ulat.
ini dia hasil observasi gue:
di betulin yah kalo salah.

LAPORAN STUDI KASUS
I.     IDENTITAS
A.  Identitas subjek
Nama                        : Az
Jens kelamin             : laki-laki
Umur                        : 17                                                                                   
Agama                      :  Islam
Pendidikan               : SMA
Pekerjaan                  : Pelajar
Status                       : Belum Kawin
Anak ke                    : 4
Alamat                     : Banyumas

B.   Identitas orang tua
Nama ayah               : Ch
Usia                          : 49
Pendidikan               : SD
Agama                      : Islam
Pekerjaan                  : Buruh Tani
Keadaan                   : Normal
Alamat                     : Banyumas
Nama ibu                  : Pt
Usia                          : 40
Pendidikan               : SD
Agama                      : ISlam
Pekerjaan                  : IRT
Keadaan                   : Normal
Alamat                     : Banyumas


C.   Alloanomnesa di dapat dari:
1.    Nama                   : Ys
Jenis kelamin       : Laki-laki
Status                  : Belum kawin
Pekerjaan             : Pelajar
Pendidikan          : SMA
Usia                     : 17
Hub. dg sub         : Teman Satu kelas
2.    Nama                   :  Mh
 Jenis kelamin      : Laki-laki
Status                  : Santri
Pekerjaan             : Santri
Pendidikan          : SMA
Usia                     : 22
Hub. dg sub         : Teman satu kamar di pesantren sekaligus tetangga subjek


II.     PERMASALAHAN
Permasalahan yang dialami subjek adalah fobia. Subjek pada ulat secara  yang sangat berlebihan.  Subjek  merasa cemas yang berlebihan ketika ia melihat ulat walaupun jelas-jelas sudah jauh dan sudah di bunuh. Seolah-olah subjek di hinggapi oleh ulat terus menerus. Subjek sering salah presespsi terhadap satu benda yang mirip dengan lat. Ia menganggap benda yang mirip ulat itu sebagai ulat yang sngguhan. Ia sering tidak mau melakkan sesuatu di sebuah tempat yang di anggapnya ada ulatnya.

III.     DASAR TEORI
A.  Definisi Fobia
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
            Menurut Jaspers (1923), fobia adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat diatasi terhadap suatu keadaan dan tugas yang biasa. Kemudian Ross (1937) menyebutkan bahwa fobia adalah rasa takut yang khas yang disadari oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, tetapi tidak dapat mengatasinya. Sementara Errera (1962) mengungkapkan bahwa fobia adalah rasa takut yang selalu ada terhadap suatu benda atau pendapat yang dalam keadaan biasa tidak menimbulkan rasa takut. Dalam Wikipedia disebutkan, fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.

      Dengan begitu banyak pendapat tentang fobia, dapat disimpulkan bahwa fobia adalah suatu bentuk rasa takut yang :
1.    Tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
2.    Tidak dapat diterangkan atau dihilangkan dengan penjelasan.
3.    Tidak dapat diatasi denga kemauan.
4.    Menyebabkan orang mengelak daripadanya.

B.  Macam-macam fobia
     

C.  Factor Penyebab Fobia
            Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

            Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

            Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

            Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.
           Fobia merupakan rasa takut yang berlebihan. Rasa takut secara umum dapat timbul sebagai interaksi dari 3 faktor berikut ini:
a.     Secara biologik ditentukan sejak lahir.
b.    Bergantung pada proses maturasi.
c.     Rasa takut yang berasal dari pembelajaran pengamalan seseorang dan sosial.

            Secara spesifik, rasa takut dapat disebabkan antara lain:
a.  Pengaruh filogenetik
b.  Pengaruh keturunan
c.  Kepribadian
d. Pengaruh budaya dan daerah
e.  Pengaruh faal (fungsi) tubuh
f.    Faktor biokimia
g.  Trauma dan tekanan
h.  Teladan orang lain  dalam http://rimuu.wordpress.com/2010/04/26/fobia/


D.  Dampak Fobia
Adpun dampak fobia adalah sebagai berikut:
1.    Membatasi hidup :Salah satu kriteria utama untuk mendiagnosis fobia adalah bahwa hal itu membatasi hidup di alam. Tergantung pada apa fobia Anda, Anda mungkin menemukan itu sebuah perjuangan nyata untuk menjalankan tugas, pergi keluar dengan teman-teman atau bahkan membuatnya bekerja setiap hari. Keterbatasan ini dapat membuat Anda merasa terisolasi.. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Anda tidak seperti orang lain. Anda mungkin memiliki kesulitan menjaga teman-teman. Anda mungkin menjadi tertutup dan tertekan.
2.    Memalukan Fobia dapat menyebabkan situasi yang canggung dan memalukan. Bagaimana Anda menjelaskan kepada teman terbaik Anda bahwa Anda tidak pernah dapat mengunjungi rumahnya karena dia memiliki anjing? Bagaimana Anda menolak perjalanan ke Bahama dengan cinta baru karena Anda tidak bisa membawa diri untuk naik pesawat?  Fobia sosial dapat sangat sulit untuk.mengelola, karena ketakutan yang mendasari adalah penghinaan. Memiliki reaksi fobia dapat merasakan memalukan, memperkuat rasa takut dan membuat fobia lebih sulit untuk mengelola.

3.    Merasa keluar dari Kontrol ,Mungkin salah satu komponen emosi terburuk dari fobia adalah keluar dari perasaan kontrol. Anda mungkin memahami bahwa Anda fobia adalah irasional, tetapi tidak peduli seberapa keras Anda mencoba Anda tidak bisa mendapatkannya di bawah kontrol.  Anda bertanya-tanya apa akan seperti untuk hanya menjalani hidup Anda tanpa khawatir bahwa Anda mungkin datang ke dalam kontak dengan yang Anda takut.

4.    Helplessness Tak berdaya, Berdaya mungkin muncul ketika Anda menyadari bahwa Anda fobia berada di luar kendali. Anda mungkin merasa bahwa tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan. Anda mungkin berasumsi bahwa Anda akan selalu memiliki fobia Anda. Anda mungkin ingin segala sesuatunya berbeda, tetapi merasa bahwa mereka tidak akan pernah. Jika fobia Anda menyebabkan salah satu pikiran atau perasaan, adalah penting untuk mencari pengobatan . Seperti gangguan mental, mudah untuk fobia memiliki dampak jauh melampaui gejala dasar. Mengobati fobia akhirnya akan membantu untuk mengurangi perasaan negatif malu dan tidak berdaya. Sementara Anda dalam perawatan, Anda mungkin menemukan bahwa beberapa perasaan negatif tetap. Beritahu profesional kesehatan mental Anda. Terapi lebih lanjut, mungkin dari psikodinamik sudut pandang, dapat membantu Anda untuk memilah-milah perasaan dan kekhawatiran Anda.. Sementara Anda menjalani pengobatan, Anda mungkin menemukan bahwa self-help metode dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi gejala.



IV.     TUJUAN
A.  Mengetahui permasalahan yang di alami subjek
B.  Faktor penyebab fobia yang di alami subjek
C.  Dampak fobia pada subjek

V.     PROSES PENGUMPULAN DATA
Proses pengumpulan data dalam hal kasus ini menggunakan observasi dan wawancara serta pemberian tes-tes psikologi pada subjek. Pengumpulan data juga di peroleh dengan wawancara bersama ayah subjek, ibu subjek, saudara atau teman subjek.
A.  Panduan pengumpulan data
No
Aspek dan pertanyaan penelitian
Observasi, wawancara dan tes psikologi
Latar belakang riwayat subjek
1
Bagaimana dulu ibu subjek mengandung subjek?
Wawancara dengan ibu subjek
2
Bagaimana masa kecil subjek?
Wawancara dengan ibu subjek
Wawancara dengan bapak subjek
3
Bagaimana linggkungan subjek?
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan teman subjek
Wawancara dengan ibu subjek
Wawancara dengan bapak subjek
4
Kejadian apa yang tak terlupakan oleh subjek dan masih teringat sampai sekarang?
Wawancara dengan subjek
Gejala
1
Sejak kapan subjek merasakan gejala  fobia ulat ?
Observasi subjek dan tes psikologi
2
Bagaimana sikap subjek terhadap lingkungan sekitar?
Wawancara dengan subjek
 Wawancara dengan teman subjek
Wawancara dengan ibu subjek
Wawancara dengan ayah subjek
Observasi prilaku subjek

3
Apa yang subjek lakukan ketika ia melihat ulat atau benda-benda yang menyerupai ulat?
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan teman subjek
4
Bagaimana kehidupan sehari-hari subjek dan apa yang di lakukannya selain sekolah?
Wawancara dengan teman subjek
Observasi
5
Bagaimana emosi subjek?
Observasi dengan subjek
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan orang tua subjek
6
Apa yang menyebabkan subjek mengalami fobia?
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan orang tua subjek
7
Apa dampak yang di alami subjek karena fobia yang di alami?

Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan orang tua subjek
Perlakuan lingkungan
1
Bagaimana hubungan subjek dengan bapaknya?
Tes npsikologi
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan ibu subjek
Wawancara dengan ayah subjek
2
Bagaimana ibu subjek selama ini merawat subjek?
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan bapak subjek
Wawancara dengan ibu subjek
3
Bagaimana sikap-sikap tetangga terhadap subjek?

4
Apakah ia sering bermain bersama temanya hingga larut malam tidak pulang?
Wawancara dengan tetangga/teman subjek
5
Apa yang di lakuakan ibu ketika subjek melakukan kesalahan?
Wawancara dengan subjek
Wawancara dengan ibu subjek
6
Apakah subjek sering melakukan pelanggaran di sekolahnya sehingga di hukum?
Wawancara dengan teman sekelas subjek


B.  Proses pengumpulan data
No
Tanggal/jam
Kegiatan pengumpulan data
Strategi
01
21/12/2014
Wawancara dengan subjek, observasi partisipan dan non partisipan.
Interraksi secara langsung dengan subjek
02
22/12/2014
Wawancara dengan teman subjek
Wawancara tidak terstruktur
03
23/12/2014
Wawancara orang tua subjek
Tes psikologi
04
24/12/201423
Tes psikologi
Observasi partisipan
05
25/12/2014
Interpretasi tes psikologi
Wawancara tidak terstruktur
06
26/12/2014
Wawancara teman subjek
Wawancara tidak terstruktur

C.  Tes yang di berikan pada subjek
A.  Tes kreplin
B.  Tes Baum
C.  IST
D.              TES WARTEGG

VI.     HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN
A.      Koding
No
Tema  Umum
Kode Subjek/Baris
Verbatim
A
Sebab



Keturunan
S3-W1: 11-12
Wong saya juga takut banget sama ulat.


S3-W1: 17-18
Oya.. katanya mbah putrid dulu juga takut banget sama ulat


Pola asuh
S3-W1: 34-36
Hampir setiap hari ia kena marah sama ayahnya karena sikapnya yang urakan dan ngenyel. Ia sering di pukul dan di marahi.


S2-W1: 26
Tapi memang orang tuanaya galak kok.

Pergaulan
S3-W1: 28-30
Trus bangun trus solat asar, main sepakboala sama teman-teman di lapangan dekat rumah pak RT.





B
Gejala



Fisik

Normal

Emosi
S3-W1:37-38
tak pernah minta uang jajan kecuali hanya sesekali kami memberinya.


Psikomotor
S3-W1: 28-30
Trus bangun asar, main sepakboala sama teman-teman di lapangan dekat rumah pak RT.


Kognitif
S2-W1: 28-32
Sebenarnya dia cerdas. Dia sangat aktif menjawab di kelas. Mungkin karena seringnya dia kena kasus dan mendapat hukuman di sekolah, semakain lama semakin minder dan malas

Spiritalitas
S3-W1 : 28-29
Trus bangun, solat asar


Sosial
S2-W1 : 23-25
Orangnya rendah diri, sederhana dan jujur. Sebenarnya ia juga sangat sopan
C
Dampak



Fisik
S3-W1 : 29
Makanya jadi kurus kaya gitu.

Emosi
S3-W1 : 24-25
Cuman kalo pulang sekolah kaya cemberut terus

Psikologis
S1-W1 : 13-17
Saya sering kali terbayang tentang ulat ketika melihat sesuatu yang mirip dengan ulat. Bahkan sering kali saya merasa ada ulat yang menghinggapi baju saya, maka saya sering melihat belakang baju saya dan menanyakan pada teman saya ada  apa di punggung saya.


1.    Sebab
a.    Masa lalu subjek
Subjek adalah anak yang sering menyendiri sejak masa kecilnya. Subjek suka bermain-main di perkebunan bersama teman-temannya. Pendidikan yang di tempuh subjek adalah di sekolahan baru dan berada di lingkungan terpencil.
Waktu kecil ketika sedang memanjat pohon subjek pernah di hinggapi ulat yang sangat besar dari pekarangan hingga sampai rumahnya. Ketika dalam perjalanan ia sudah merasa ada sesuatu yang aneh di bajunya tetapi baru di ketahui ketika sampai di rumah, itupun ibunya yang memberi tahu.

b.    Perlakuan lingkungan
Subjek sejak kecil termasuk anak yang tidak peduli pemalas dan sering tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya sehingga ia sering terkena hukuman oleh gurunya. Karena ia sering bermain-main tanpa pandang waktu hingga sering pulang sore sampai hampir maghrib sehingga subjek sering di marahi sama kedua orang tuanya.

c.    Pola asuh
Dalam mendidik subjek, orang tua subjek berlaku keras dan sering menggunakan kekerasan dalam mendidik subjek. Orang tua subjek kurang memberikan kasih sayang dan tak acuh terhadapsubjek.

2.    Dampak permasalahan pada perkembangan subjek
a.    Psikologis
Karena pengalaman yang tidak bisa di lupakan oleh subjek tentang pristiwa di hinggapi ulat pada masa kecilnya hingga saat ini subjek merasa di baying-bayangi oleh ular dan selalu berhalusinasi tentang ulat sehingga sering menganggap sesuatu yang mirip dengan ulat di bayangkan dengan ulat yang sesungguhnya.
b.    Akademis
Sampai sekarang subjek masih bersikap acuh terhadap pendidikanya dan sering tidak mengerjakan tugas dari sekolahnya. Melanjutkan ke smapun dengan cara di paksa oleh keluarganya.
c.    Fisik
Karena nafsu makan yang rendah subjek menjadi kurus.


VII.     DINAMIKA PSIKOLOGIS
Hasil pengumpulan data memberikan kesimpulan bahwa subjek mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Ada beberapa hal yang menyebabkan subjek mengalami hal ini. Yakni rasa minder subjek saat mengenal teman baru dan memandang rendah kemampuan diri sendiri yang tidak mampu menjalin komunikasi dengan orang-orang yang baru karena ia merasa minder karena ia merasa berasal dari sekolah yang terpencil dan kurang provesional. Sampai sekarang subjek masih bersikap acuh terhadap pendidikanya dan sering tidak mengerjakan tugas dari sekolahnya. Melanjutkan ke SMApun dengan cara di paksa oleh keluarganya. Dari hal itu menyebabkan subjek menjadi anak yang sering menyendiri.
Karena pengalaman yang tidak bisa di lupakan oleh subjek tentang pristiwa di hinggapi ulat pada masa kecilnya hingga saat ini subjek merasa di baying-bayangi oleh ular dan selalu berhalusinasi tentang ulat sehingga sering menganggap sesuatu yang mirip dengan ulat di bayangkan dengan ulat yang sesungguhnya









subjek
Pola asuh yang bersifat keras
Sering pulang sore
sering di marah orang tua
Kurangnya kasih sayang
Acuh terhadap anak
Di hinggapi ulat besar
Main di perkebunan
Pendidikan/sekolah terbelakang
Acuh terhadap pendidikan
Sering tidak mengerjakan PR
di marahi guru
halusinasi
Sering cemas
malas
Selalu Terbayang ulat
fobia
Nafsu makan berkurang
Daerah terpencil/pedesaan





























                                                                                           





VIII.     ANALISIS KASUS
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Seperti yang di alami subjek subjek mengalami kelainan yaitu fobia. Subjek sangat takut terhadap ulat. Ia sering merasa di bayang-bayangi oleh ulat padahal sebenarnya tidak. Hal tersebut di karenakan karena pengalaman-pengalamannya di masa lalu  yaitu ia pernah di hinggapi ulat. Dan hingga sampai saat ini ia masih sering berhalusinasi tentang ulat. 

Karena pengalaman yang tidak bisa di lupakan oleh subjek tentang pristiwa di hinggapi ulat pada masa kecilnya hingga saat ini subjek merasa di baying-bayangi oleh ular dan selalu berhalusinasi tentang ulat sehingga sering menganggap sesuatu yang mirip dengan ulat di bayangkan dengan ulat yang sesungguhnya

Selain pengalaman pada masa lalau yang di alami subjek hal yang menyebabkan subjek mengalami phobia adalah karena factor keturunan. Seperti yang di sebutkan bahwa faktor penyebab phobia adalah keturunan. Ibu dan neneknya juga sangat takut pada ulat.

Pola asuh yang keras dan perlakuan teman atau lingkungan yang bersikap mengucilkan membuat subjek mengalami kecemasan yang menjadi dan di proyeksikan dengan ketakutan subjek dengan ulat. Ketakutan tersebut menjadikan subjek berhalusinas dan takut pada ulat yang berlebihan.

IX.     KESIMPULAN
Dari hasil pengumpulan data dan analisis dapat di simpulkan bahwa subjek mengalami gangguan fobia di karenakan pengalaman masa lalunya. Pengalaman masa lalunya tentang ulat masih terbayang banya dalam pikiranya hingga saat ini.







X.     DAFTAR PUSTAKA
Moleong, L.J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif (Cetakan 13). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fausiah, Fitri. Julianti Widury. 2005. PSIKOLOGI ABNORMAL Klinis Remaja. Jakarta: UI-Press.
http://rimuu.wordpress.com/2010/04/26/fobia/