perlahan aku berjalan menyusuri kehidupan yang selalu membuat penat. Aku berjalan menyisir sebuah rerumputan untuk menuju pesisir samudra. Kemudian aku akan berenang menuju istana yang berada di pulau jau sana.
Terasa begitu sempit dunia ini. terasa begitu singkat waktu untuk meletakan tubuhku untuk bernafas. detak nadiku hingga tak terurai hitungan dan gerak kecilnya. abai. Namun tak lepas ku ungkap syukur atas anugrah yang telah tuhan berikan. nikmat kesejahteraan dalam hidup yang terbunggkus dalam dinul islam. Nikmat detak jantung yang masih mendorong tubuhku untuk menyusuri samudra itu.
Keyakinan yang kini sering redup membuat aku kadang hampir putus asa akan perjalanan ini. namun fitrohku selalu mendorongku pada kuasa tuhan untuk menggayuh mimpi-mimpi yang kian terasa berat ku kejar. Alloh selalu bersamaku di setap nyawa yang menjelma dalam tubuhku.
biarlah badai ini terus mengencang menerpa langkahku, aku kan bersama cintaku melawanya. Cinta Alloh dan kekasihnya. Cinta orang tua dan sahabat yang membantu menggayuhkan kapal saat kegalauan menyapa. saat optimisku terkikis hawa nafsu yang membayangi anganku.
Alloh ma'ana..........